Data para Nabi dalam prasasti kuno...!!!
Berasal
dari masa sekitar 2500 SM, prasasti Ebla memberikan keterangan teramat
penting mengenai sejarah agama-agama. Sisi terpenting mengenai prasasti
Ebla, yang ditemukan para ahli arkeologi pada tahun 1975 dan yang sejak
itu telah menjadi pokok bahasan dari banyak penelitian dan perdebatan,
adalah terdapatnya nama tiga orang nabi yang disebutkan dalam
kitab-kitab suci.
Penemuan prasasti Ebla setelah
ribuan tahun dan informasi yang dikandungnya sungguh sangat penting dari
sudut pandang perannya dalam memperjelas letak geografis kaum-kaum yang
disebutkan dalam Al Qur’an.
Sekitar
2500 SM, Ebla adalah sebuah kerajaan yang meliputi suatu wilayah yang
di dalamnya termasuk ibukota Syria, Damaskus, dan Turki bagian tenggara.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan di bidang kebudayaan dan
ekonominya, namun setelah itu, sebagaimana yang menimpa banyak peradaban
besar, menghilang dari panggung sejarah.
Tampak dari catatan yang
terawetkan tersebut bahwa Kerajaan Ebla merupakan pusat utama kebudayaan
dan perdagangan di masanya. Penduduk Ebla memiliki sebuah peradaban
yang membangun lembaga-lembaga arsip negara, mendirikan
perpustakaan-perpustakaan dan mencatat aneka perjanjian perdagangan
secara tertulis. Mereka bahkan memiliki bahasa mereka sendiri, yang
disebut sebagai Eblaite.
Sejarah Agama-Agama Zaman Dahulu
Peran
penting sesungguhnya Kerajaan Ebla, yang dianggap sebagai sebuah
keberhasilan besar bagi arkeologi klasik ketika pertama kali ditemukan
di tahun 1975, mengemuka dengan ditemukannya sekitar 20.000 prasasti dan
penggalan tulisan paku. Naskah ini empat kali lebih banyak daripada
seluruh naskah bertulisan paku yang diketahui para arkeolog selama 3.000
tahun terakhir.
Ketika bahasa yang digunakan
dalam prasasti-prasasti tersebut diterjemahkan oleh seorang
berkebangsaan Italia Giovanni Pettinato, penerjemah naskah-naskah kuno
dari Universitas Roma, nilai penting prasasti tersebut semakin dipahami.
Alhasil, penemuan Kerajaan Ebla dan kumpulan naskah negara yang luar
biasa tersebut tidak hanya menarik perhatian di bidang arkeologi, tapi
juga bagi kalangan agamawan.
Hal ini dikarenakan selain
nama-nama seperti Mikail (Mi-ka-il) dan Thalut (Sa-u-lum), yang
berperang bersama Nabi Dawud, prasasti-prasasti ini juga menuliskan
nama-nama nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci: Nabi Ibrahim
(Ab-ra-mu), Nabi Daud (Da-u-dum) dan Nabi Ismail (Ish-ma-il).
Pentingnya Nama-Nama yang Disebut dalam Prasasti Ebla
Nama
para nabi yang ditemukan dalam prasasti Ebla memiliki nilai teramat
penting karena ini adalah kali pertama nama-nama tersebut dijumpai dalam
naskah bersejarah setua itu. Informasi ini, yang berasal dari zaman
1500 tahun sebelum Taurat, sangatlah mengejutkan. Kemunculan nama Nabi
Ibrahim di dalam prasasti tersebut menyatakan secara tertulis bahwa Nabi
Ibrahim dan agama yang dibawanya telah ada sebelum Taurat.
Para sejarawan mengkaji prasasti
Ebla dari sudut pandang ini, dan penemuan besar tentang Nabi Ibrahim
dan misi yang diembannya menjadi bahan penelitian dalam kaitannya dengan
sejarah agama-agama. David Noel Freedman, arkeolog dan peneliti Amerika
mengenai sejarah agama-agama, melaporkan berdasarkan penelitiannya
nama-nama nabi seperti Ibrahim dan Ismail di dalam prasasti tersebut.
Nama-Nama Lain di dalam Prasasti
Sebagaimana
disebutkan di atas, nama-nama yang ada di dalam prasasti adalah
nabi-nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci, dan prasasti
tersebut jauh lebih tua daripada Taurat. Selain nama-nama ini terdapat
pula hal-hal lain dan nama-nama tempat di dalam prasasti tersebut, yang
dengannya dapat diketahui bahwa penduduk Ebla adalah para pedagang yang
sangat berhasil.
Nama Sinai, Gaza dan Yerusalem,
yang tidak terlalu jauh letaknya dari Ebla, juga terdapat di dalam
tulisan tersebut, yang menunjukkan bahwa penduduk Ebla memiliki hubungan
yang sangat baik dengan tempat-tempat tersebut di bidang perdagangan
dan kebudayaan.
Satu rincian penting yang
diketahui dari prasasti tersebut adalah nama-nama wilayah seperti Sodom
dan Gomorrah, tempat berdiamnya kaum Luth. Diketahui bahwa Sodom dan
Gomorrah adalah sebuah wilayah di pesisir Laut Mati tempat bermukimnya
kaum Luth dan tempat di mana Nabi Luth mendakwahkan risalahnya dan
menyeru masyarakat untuk hidup mengikuti nilai-nilai ajaran agama.
Selain dua nama ini, kota Iram, yang tercantum di dalam ayat-ayat Al
Qur’an, juga di antara yang tersebut di dalam prasasti Ebla.
Sisi paling penting untuk
dicermati dari nama-nama ini adalah bahwa selain dari naskah-naskah yang
disampaikan oleh para nabi, nama-nama tersebut belum pernah muncul di
dalam naskah mana pun sebelumnya. Ini adalah bukti tertulis penting yang
menunjukkan bahwa para nabi yang medakwahkan risalah satu agama yang
benar di masa itu telah mencapai wilayah-wilayah tersebut.
Dalam sebuah tulisan di majalah
Reader’s Digest, tercatat di masa itu bahwa terdapat pergantian agama
dari penduduk Ebla selama masa pemerintahan Raja Ebrum dan bahwa
masyarakat mulai menambahkan imbuhan di depan nama-nama mereka dalam
rangka meninggikan nama Tuhan Yang Mahakuasa.
Janji Allah Adalah Benar…
Sejarah
Ebla dan prasasti Ebla yang ditemukan setelah 4.500 tahun sesungguhnya
mengarahkan kepada satu kebenaran yang teramat penting: Allah telah
mengirim utusan-utusan kepada penduduk Ebla, sebagaimana yang Dia
lakukan ke setiap kaum, dan para utusan ini menyeru kaum mereka kepada
agama yang benar. Sebagian orang memeluk agama yang sampai kepada mereka
sehingga mereka berada di jalan yang benar, sedangkan yang lain
menentang risalah para nabi dan lebih memilih kehidupan yang nista.
Allah SWT, Penguasa langit dan
bumi, dan segala sesuatu di antara keduanya, mewahyukan kenyataan ini
dalam Al Qur’an : Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan) :
“Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. An Nahl, 16: 36)
0 komentar: