Kisah Davy Jones dan kapal hantu Flying Dutchman...!!!
Kisah
Kapal Hantu Flying Dutchman ini merupakan salah satu kisah yang sangat
terkenal dan telah melegenda di seluruh dunia. Sudah banyak buku ditulis
dengan mengangkat cerita legenda ini, bahkan dalam film Pirates of the
Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) dan Pirates of the Caribbean: At
World’s End (2007) kapal hantu ini juga ikut dimunculkan.
Menurut cerita rakyat, The
Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh,
tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman
selalu terlihat dari kejauhan, kadang-kadang disinari dengan sorot
cahaya redup.
Banyak versi dari cerita ini.
Menurut beberapa sumber, Legenda ini berasal dari Belanda, sementara itu
yang lain mengklaim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying
Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship”
(1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda
“Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer.
Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The
Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).
Beberapa
sumber terpercaya menyebutkan bahwa pada abad 17 seorang kapten Belanda
bernama Bernard Fokke (versi lain menyebut kapten “Ramhout Van Dam”
atau “Van der Decken”) mengarungi lautan dari Holland ke pulau Jawa
dengan kecepatan luar biasa.
Ia dicurigai meminta bantuan
iblis untuk mencapai kecepatan tadi. Namun ditengah pelayarannya menuju
Cape of God Hope tiba-tiba cuaca buruk, sehingga kapal oleng. Lalu
seorang awak kapal meminta supaya pelayaran dihentikan.
Tetapi sang kapten tidak mau,
lalu dia berkata “aku bersumpah tidak akan mundur dan akan terus
menembus badai untuk mencapai kota tujuanku, atau aku beserta semua awak
kapalku akan terkutuk selamanya” Tiba -tiba badai menghantam kapal itu
sehingga mereka kalah melawan alam.
Dan terkutuklah selama-lamanya
Sang Kapten bersama para anak kapalnya itu menjadi jasad hidup dan
berlayar di tujuh lautan untuk selama-lamanya. Konon, Kapal tersebut
dikutuk untuk melayari 7 samudera sampai akhir zaman. lalu cerita itu
menyebar sangat cepat ke seluruh dunia.
Mitos
akhir akhir ini juga mengisahkan apabila suatu kapal modern melihat
kapal hantu ini dan awak kapal modern memberi signal, maka kapal modern
itu akan tenggelam / celaka. Bagi seorang pelaut, pertemuan yang tak
diduga dengan kapal hantu The Flying Dutchman akan mendatangkan bahaya
bagi mereka dan konon, ada suatu cara untuk mengelak dari kemungkinan
berpapasan dengan kapal hantu tersebut, yakni dengan memasangkan tapal
kuda di tiang layar kapal mereka sebagai perlindungan.
Selama berabad – abad, legenda
The Flying Dutchman menjadi sumber inspirasi para sastrawan dan novelis.
Sejak tahun 1826 Edward Fitzball telah menulis novel The Pantom Ship
(1837) yang diangkat dari pengalaman bertemu dengan kapal seram ini.
Banyak pujangga terkenal seperti Washington Irving dan Sir Walter Scott
juga tertarik mengangkat legenda ini.
Istilah Flying Dutchman juga
dipakai untuk julukan beberapa atlet sepakbola, terutama para pemain
ternama asal Belanda. Ironisnya, bintang veteran negeri Orange, Dennis
Bergkamp justru dikenal sebagai orang yang phobia atau takut untuk
terbang, sehingga ia dijuluki The Non-Flying Dutchman. Beberapa Laporan
Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan :
1823
: Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah
kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan, namun dalam
sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.
1835 : Dikisahkan pada tahun
itu, sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah
samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai
Kapal Hantu The Flying Dutchman, kemudian secara tiba-tiba kapal asing
tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka, namun
anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut
kemudian lenyap seketika.
1881 : Tiga orang anak kapal HMS
Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak
yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya, salah
seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.
1879 : Anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.
1939
: kapal ini terlihat di Mulkzenberg, beberapa orang yang menyaksikannya
terkejut kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang
1941 : Beberapa saksi mata
dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang menabrak batu
karang dan terpecah belah, namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP,
tidak ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.
1942 : Empat orang saksi telah
melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table Bay kemudian
menghilang. Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di
dalam catatan hariannya.
1942 : Penampakan The Flying
Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di
dekat Cape Town di bulan agustus 1942
1959 : Awak kapal Straat
Magelhaen kembali melaporkan melihat sebuah kapal misterius yang
terombang-ambing ditengah lautan dalam keadaan kosong dengan
teleskopnya.
Davy Jones (The Captain Of Flying Dutchman)
Davy
Jones pertama kali tercatat pada tahun 1726 . Menurut kepercayaan para
pelaut zaman dahulu, Ia merupakan seorang pelaut (bajak laut) yang mati
tenggelam bersama kapalnya kedalam dasar lautan tetapi rohnya dipercaya
tetap hidup dan menjadi simbol roh dilautan.
Tidak ada seorang pun yang tahu
siapa Davy Jones itu, bahkan ada yang menghubung hubungkannya dengan
legenda “Kapal Flying Dutchman” dimana Davy Jones dipercaya sebagai
kapten dari kapal hantu tersebut atau juga fenomena dihubungkan dengan
fenomena yang sering terjadi di “Segitga Bermuda”. tetapi melalui
legenda dan dongeng para pelaut, dia disimbolkan sebagai roh dasar laut.
Pada 1751 namanya disebutkan
dalam Bab 15 dalam buku Tobias George Smollett yang berjudul The
Adventures of Peregrin Pickle: " Demi Tuhan! Jack, Anda mungkin berkata
apa yang Anda mau, tetapi aku akan terkutuk kalau itu bukan Davy Jones
sendiri.
Aku
mengenalnya lewat mata cawannya, tiga baris giginya, tanduk dan
ekornya, dan asap biru yang keluar dari lubang hidungnya. Apa yang dia
mau dariku? aku yakin aku tidak pernah melakukan pembunuhan, kecuali di
jalan profesiku, dan aku juga tidak pernah menganiaya siapapun sejak
pertama kali aku pergi ke laut. "
Dia digambarkan sebagai sosok
yang sombong dan suka meneror, "pemimpin para roh jahat dari dasar laut,
dan sering terlihat dalam berbagai bentuk, berdiri di antara
tali-temali kapal pada saat menjelang badai, bangkai kapal dan bencana
lainnya. "
Pada tahun 1803 para pelaut
menggunakan istilah “Davy Jones's locker” sebagai bahasa slang atau
istilah untuk yang pertama kali. Davy Jones’s Locker atau loker davy
jones dalam bahasa Indonesia adalah sebutan untuk kuburan atau tempat
peristirahatan terakhir bagi semua orang yang tewas tenggelam di laut.
"... pelaut akan bertemu kuburan bawah air, atau untuk menggunakan istilah pelaut, pergi ke Davy Jones's locker."
Seperti
kebanyakan kisah-kisah legenda laut yang abadi, banyak terdapat teori
mengenai Davy Jones. Ada yang bilang dia adalah seorang pelaut atau
bajak laut yang meninggal di laut, sementara yang lain menyatakan bahwa
Davy Jones adalah nama seorang pemilik bar dalam cerita balada 'Jones
Ale is Newe,' dan loker mengerikan yang dia punya mungkin merupakan
tempat di mana dia menyimpan stok minumannya.
Pemilik bar di London ini pada
abad ke16, dikatakan menjalankan sebuah bar di mana para pelaut yang
minum ditempatnya akan dibius dan dimasukkan ke dalam sebuah loker, dan
pada saat mereka terbangun, mereka akan menemukan diri mereka telah
berada disebuah kapal di laut dan menemukan bahwa mereka telah dipaksa
masuk ke dalam Angkatan Laut oleh “Press Geng”(suatu unit khusus di
bawah komando seorang perwira berwenang yang tugasnya memaksa
orang-orang untuk masuk ke dalam dinas militer).
Beberapa ahli mengatakan bahwa
Davy mungkin merupakan bentuk lain dari penyimpangan “duppy”, (roh atau
hantu dalam kepercayaan orang afrika dan Indian), dan juga mengatakan
bahwa tanda D dan V dalam kata Davy merupakan simbol dari setan.
0 komentar: