Cerita unik dari para Presiden RI...!!!
Rachmawati
Soekarnoputri bercerita, salah satu yang cukup berkesan dari ayahnya,
Presiden Soekarno, adalah perhatiannya apabila anak-anaknya sedang
sakit. ”Bung Karno bisa meninggalkan acara penting apabila salah satu
anaknya ada yang sedang sakit,” ujar Rachmawati yang dilahirkan di
Istana Merdeka tahun 1953.
Menurut Rachmawati, putri ketiga pasangan Bung Karno
dan Fatmawati, ketika ia sedang sakit, presiden pertama RI itu
mendatanginya dan membelai-belai rambutnya. ”Bapak datang ke kamar saya
dan menawarkan makanan apa yang paling saya sukai,” ujar Rachma.
Maka, ketika Bung Karno
dikarantina di Batutulis, Bogor, 1968, Rachmawati merasa kasihan kepada
ayahnya yang sedang menderita sakit.
Rachma datang ke rumah Presiden
Soeharto (waktu itu) di Jalan Cendana, Jakarta. Rachma minta agar Bung
Karno dipindahkan ke Jakarta. Pak Harto saat itu setuju dan berjanji
akan mengatur kepindahan Bung Karno ke Jakarta. Sikap Pak Harto itu
membuat air mata Rachma berlinang. ”Ya, waktu itu saya datang ke Jalan
Cendana,” kata Rachma.
Presiden
Megawati Soekarnoputri punya kebiasaan kecil lain. Ketika masih
menjabat sebagai wakil presiden, Mega berkunjung secara resmi ke
Singapura.
Di suatu tempat, ia mengundang
wartawan untuk duduk di dekatnya. Di meja, di depan Mega, tergeletak
piring kecil berisi beberapa gelintir kencur.
Sambil berbincang-bincang
tentang berbagai hal, Mega memasukkan butiran-butiran kencur itu ke
dalam mulutnya satu per satu, lalu dikunyahnya. ”Kalau saya batuk, saya
makan ini,” ujarnya.
Pohon kayu manis
Salah satu dari sejuta hal kecil menarik dari Pak Harto
adalah apabila ia sedang ada di wilayah pertanian dan peternakan Tapos,
Bogor, Jawa Barat. Apabila di tempat yang dingin ini, Soeharto tampak
santai sekali. Para tamunya yang datang ke tempat ini diberi hidangan
arem-arem yang dilapisi telur dadar (omelet).
Sambil berjalan keliling tempat
pertanian dan peternakan yang dibangun pada 1974 itu, Pak Harto
memperkenalkan sapi-sapi, kambing-kambing, serta rumput gajah.
Tak pernah lupa Pak Harto
mengatakan, ”Di sana itu ada deretan pohon-pohon kayu manis. Kalau daun
mudanya sedang tumbuh, warnanya kemerah-merahan, indah sekali.”
Sementara
itu, Presiden BJ Habibie sering bercerita kepada wartawan tentang
kegiatannya berenang sebelum berangkat ke Istana Kepresidenan.
Ia juga sering melantunkan lagu ”Widuri” dalam berbagai kesempatan, termasuk acara di Istana Negara.
Kisah Pak Jaya
Presiden Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) adalah sosok menarik bagi pengemudi resminya, yakni Pak Jaya.
Pak Jaya juga pernah menjadi pengemudi resmi para wakil presiden pada
masa Orde Baru.
Ketika Gus Dur menjadi presiden,
Pak Jaya selalu berdialog di dalam mobil. Canda dan tawa adalah suasana
sehari-hari dalam pertemuan Pak Jaya sebagai sopir resmi presiden
dengan orang nomor satu Indonesia itu.
Ini belum pernah terjadi
sebelumnya. Biasanya, ia hanya duduk dan menghadap ke depan atau melihat
kaca spion mobil. Gus Dur begitu tahu nama gang-gang di kampung Pak
Jaya.
Maka, ketika Gus Dur
dilengserkan, ia protes dengan menyembunyikan mobil kepresidenan ke
suatu tempat di kompleks istana yang tidak diketahui orang lain.
”Kasihan, Gus Dur,” ujar Pak Jaya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
dalam suatu acara jumpa pers menjelang akhir tahun di kediamannya di
Puri Cikeas, Bogor, mengatakan kepada para wartawan, ”Pohon rambutan
saya sedang berbuah, manis sekali.”
Kemudian, ia meminta salah seorang pembantunya mengambil rambutan dan kemudian dihidangkan kepada para wartawan.
0 komentar: